– Presiden Perancis Emmanuel Macron mengunjungi secara resmi Indonesia pada Rabu (28/5), dengan fokus utama untuk meningkatkan kerjasama strategis dalam sektor pertahanan.
Macron direncanakan untuk bertemu dengan Presiden Indonesia yang telah terpilih, Prabowo Subianto, mantan Menteri Pertahanan tersebut ketika beberapa perjanjian pertahanan skala besar antar kedua negara disahkan.
Kunjungan tersebut merupakan bagian dari seri tur regiona Prancis Macron di Asia Tenggara, yang telah dimulai dengan kunjungannya ke Vietnam dan dilanjutkan dengan rencana untuk berkunjung ke Singapura pada hari Kamis (29/5).
Prancis dan Vietnam telah menyetujui kesepakatan kolaborasi sebesar lebih dari USD 10 miliar atau setara dengan kira-kira Rp 162 triliun.
Kolaborasi Militer Menjadi Prioritas Utama
Menurut laporan dari Laman Sekretariat Kabinet Republik Indonesia, Menteri Pertahanan Indonesia, Sjafrie Sjamsoeddin, menyatakan bahwa pihaknya akan menandatangi Surat Inten (Letter of Intent/ LoI) bersama dengan Prancis yang bertujuan untuk meningkatkan kerjasama dalam bidang pertahanan. Acara penanda-tanganan tersebut direncakan dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 28 Mei 2025.
“Kami akan memperdalam kolaborasi dalam bidang pertahanan antara Indonesia dan Prancis, terutama berkaitan dengan peralatan militer strategis seperti pesawat tempur serta kapal selam,” kata Sjafrie ketika menyambut kedatangan Macron di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma pada hari Selasa (27/5), sebagaimana dilaporkan oleh Laman Setkab RI.
Prancis telah menjadi mitra kunci untuk Indonesia di bidang pertahanan. Pada tahun 2022, kedua negara meresmikan perjanjian bertaraf internasional bernilai USD8,1 miliar yang meliputi pemesanan 42 unit pesawat tempur jenis Rafale dari Dassault Aviation. Selain itu, pakta ini juga mengatur tentang peningkatan kemampuan kapal selam serta penyediaan bahan peledak.
Namun, menurut pakarnya militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi seperti dikabarkan oleh Reuters, ada sejumlah komitmen yang masih perlu diikuti dengan tindakan lebih lanjut.
“Indonesia mengungkapkan ketertarikannya terhadap beberapa perlengkapan militer ekstra, tetapi belum ada perkembangan yang berarti,” katanya seperti dilansir dari Reuters.
Sampai sekarang, belum ada satupun pesawat Rafale yang telah dikirimkan ke Indonesia.
Berdasarkan laporan Antara, Kepala TNI Angkatan Udara, Marsekal Mohamad Tonny Harjono pada bulan Februari tahun 2025 mengumumkan bahwa enam pesawat tempur Rafale direncanakan akan datang ke Indonesia pada awal tahun 2026.
Indonesia juga menandatangani kesepakatan dengan perusahaan galangan kapal milik negara Prancis, Naval Group, untuk pembelian dua kapal selam tipe “Scorpene” pada 2024. Selain itu juga Indonesia mengumumkan pembelian 13 radar pengawas udara jarak jauh dari perusahaan teknologi Prancis, Thales Pada 2023.
Macron Kunjugi Akademi Militer dan Naikkan Profil Bahasa Perancis
Di luar pertemuan bilateral di Istana Merdeka, Presiden Emmanuel Macron direncanakan untuk merapat ke Akmil atau Akademi Militer di Magelang, Jawa Tengah. Tempat itu menjadi lokasi dimana dia bakal melihat-lihat sarana dan prasarana dalam bidang pendidikan bahasa Perancis bagi para calon perwira dari Tentara Nasional Indonesia (TNI).
“Akan mengunjungi lab Bahasa Perancis, lokasi di mana perwira militer persiapkan diri sebelum mendapatkan pendidikan di Perancis,” ujar Sjafrie seperti dilansir dari Situs Setkab RI.
Tambangan dan Nikel Memasuki Daftar Isu Ekonomi
Di antara para anggota rombongan Emmanuel Macron terdapat CEO baru dari perusahaan pertambangan Prancis bernama Eramet, yaitu Paulo Castellari. Perusahaan yang dipimpinnya saat ini sedang mempertimbangkan invesasi baru di Indonesia dan juga berunding dengan Danantara mengenai proyek pengembangan jaringan suplai baterai.
Menurut sumber dari Reuters, ketua Eramet, Christel Bories, mengatakan bahwa tujuan utama kedatangan mereka adalah untuk mendiskusikan izin pertambangan yang berkaitan dengan proyek nikel di Weda Bay. Meskipun pada tahun lalu Eramet telah mencabut kerja sama dengan BASF dalam proyek pengeprosesan nikel, mereka masih sangat tertarik pada bidang tersebut.
Indonesia sekarang adalah negara dengan produksi dan cadangan nikel terbanyak di seluruh dunia. Akan tetapi, kebijakan pembatasan produksinya memberikan hambatan tersendiri bagi perusahaan multinasional seperti Eramet.
Sambutan Budaya Hangat
Presiden Macron, bersama dengan Istri Negara Brigitte Macron, tiba di Jakarta pada hari Selasa (27/5) sekitar pukul 22.00 WIB. Kunjungan mereka diterima dengan sebuah upacara penghargaan serta pertunjukan tarian tradisional Nandak Ajer, yang merupakan ikon dari penyambutan budaya unik Indonesia.
Kedatangan Emmanuel Macron ke Indonesia melebihi batasan kunjungan diplomatis standar. Berfokus pada kolaborasi dalam bidang pertahanan dan investasi penting, khususnya untuk alutsista dan industri tambang, ikatan dua negara yakni Indonesia dan Prancis bergerak menuju tahap baru yang lebih intensif serta menyeluruh.