Pemain di sektor asuransi jiwa terus berusaha meningkatkan kehadiran pasarnya di Indonesia. Salah satunya dengan bekerja sama dengan institusi perbankan. Tujuannya agar dapat menjangkau pangsa pasar tertentu yaitu para nasabah bank tersebut.
Presiden Direktur Equity Life Indonesia Samuel Setiawan menyebutkan bahwa pemahaman publik tentang kepentingan asuransi jiwa adalah elemen krusial untuk merangsang pertumbuhan sektor ini. Dia menambahkan, orang-orang masih kurang sadar bahwa polis asuransi dapat memberikan ketenangan pikiran atas berbagai risiko yang mungkin timbul di kemudian hari.
“Perlindungan tidak hanya hal utama dari asuransi. Tetapi, ini juga berarti menyediakan kedamaian jiwa dan meninggalkan warisan bernilai untuk keluarga,” terangnya saat itu di Surabaya.
Dia menyebutkan bahwa para pemain industri telah berupaya menawarkan produk inovatif yang sesuai bagi konsumen di Indonesia. Misalnya, asuransi jenis lifetime insurance. Jenis perlindungan ini diyakin dapat memberikan kelonggaran dalam konteks pola pikir masyarakat Indonesia saat ini.
Warga negara Indonesia biasanya melihat asuransi jiwa sebagai suatu produk yang merugikan dikarenakan besarnya premi yang hilang setelah berakhirnya masa kerjasama. Akan tetapi, dengan memilih produk asuransi selam hayat, akan ada janji pengembalian penuh dari premi sebesar 100 persen ketika tertanggung masih bernafas dan aktif pada penutupan perjanjian tersebut.
“Kami menawarkan proteksi jiwa sampai umur 75, 85, atau bahkan 100 tahun. Dengan begitu, akan ada warisan apabila tertanggung meninggal dunia karena sakit ataupun kecelakaan sebelum masa polis habis. Akan tetapi, bila pada saat jatuh tempo si pemegang masih bernafas dengan baik, kami akan mengembalikan seluruh premi yang telah dibayarkan,” jelaskannya.
Berdasarkan laporan OJK, total penerimaan premi bersih hingga Desember 2024 tercatat sebesar Rp 156 triliun. Nilainya meningkat 3,1% dari angka diakhir tahun 2023 yang berada pada kisaran Rp 151,7 triliun. Apabila diperbandingkan dengan Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2024, tingkat penetrasi industri asuransi baru mencapai 0,7%.
Oleh karena itu, mereka baru-baru ini telah membentuk kerja sama dengan Bank Maspion. Ia menyebut bahwa kolaborasi tersebut menunjukkan janji perusahaan Equity Life Indonesia untuk secara berkelanjutan meningkatkan cakupan produk lewat saluran distribusi bancassurance.
Kasemsri Charoensiddhi, Presiden Direktur dari Bank Maspion mengatakan bahwa pemberian produk asuransi jiwa sebagai hasil kerjasama ini adalah suatu tindakan strategis bagi Bank Maspion untuk menyediakan berbagai macam jasa keuangan terpadu bagi para pemegang rekeningnya.
“Kita paham bahwa permintaan publik terhadap proteksi finansial dalam jangka waktu lama semakin meningkat. Lewat kerjasama ini, Bank Maspion berharap bisa membawa opsi asuransi hidup yang tak cuma gampang didapatkan, tapi juga cocok dengan keperluan serta memberi manfaat pada para pelanggan,” ungkapnya. (bil)