, BALIKPAPAN
– Partisipasi masyarakat setempat di Kalimantan Timur akan menjadi fokus utama dalam kontribusi mereka terhadap proyek strategis nasional di wilayah tersebut.
Ini dikatakan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia ketika mengunjungi Kabupaten Kutai Kartanegara pada hari Rabu, 30 April 2025 lalu. Kunjungannya meliputi PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) Sanipah serta Eni Muara Bakau.
Dia menekankan kepentingan memberi kesempatan yang lebih luas kepada masyarakat setempat, entah itu berperan sebagai kontraktor atau pekerja pada industri minyak dan gas.
Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia sudah melakukan pembicaraan dengan Kepala SKK Migas, CEO Pertamina, serta pemimpin dari Eni.
Pembicaraan itu diselenggarakan karena perusahaan-perusahaan tersebut aktif di Kalimantan Timur, serta dimeriahkan dengan keberadaan Gubernur lokal sebagai elemen penting dalam kerjasama antar berbagai pihak yang terkait.
“Saya menyatakan bahawa kita sepakati untuk memberi kesempatan semaksimal mungkin kepada saudara-saudara kita yang bertempat di Kalimantan Timur,” katanya.
Menteri Bahlil pun menyebutkan bahwa industri minyak dan gas mempunyai derajat kompleksitas yang tidak sama dengan bidang lain seperti pertambangan ataupun program-program pemkab/pemprov.
Maka dari itu, profesionalisme merupakan keharusan bagi setiap orang yang berpartisipasi.
“Tetapi saya yakin banyak pula sahabat-sahabat kita di Kalimantan Timur telah mencapai tingkat keterampilan yang tinggi,” tandasnya.
Berdasarkan informasi yang diperolehnya dari CEO Pertamina, partisipasi lokal saat ini telah meningkat secara signifikan dan mencapai tingkat yang jauh lebih baik.
Namun demikian, Menteri Bahlil menggarisbawahi bahwa usaha tersebut perlu dipertahankan agar dapat menjaga kesetimbangan di antara kebutuhan nasional dan lokal.
Agar lebih mendukung kebijakan tersebut, dia sudah memberi tugas kepada Kepala SKK Migas, Djoko Siswanto, agar tetap menonjolkan penggunaan tenaga kerja dan kontraktor dalam negeri pada semua tahapan proyek minyak dan gas di daerah Kalimantan Timur.
“Berkualifikasi dan profesional adalah poin pentingnya,” tegas Bahlil.
Dia menyebutkan pula bahwa untuk orang-orang dari kalangan masyarakat yang belum mencapai tingkat keterampilan profesional, masih akan ada kesempatan pekerjaan sesuai dengan keahlian mereka serta tuntutan pekerjaan yang setara.
Sasaran Produksi Migas Sebanyak 1 Juta Barel Setiap Harinya
Pemerintah Indonesia berusaha keras meningkatkan produksi minyak dalam negeri untuk mencapai sasaran yang sangat ambisius yaitu 1 juta barel per hari di tahun 2030.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menggarisbawahi bahwa tujuan tersebut adalah sesuai dengan instruksi Presiden Prabowo Subianto. Presiden telah menyatakan harapan supaya Indonesia mampu memroduksi setidaknya 900 ribu barel per hari hingga akhirnya dapat meningkat menjadi 1 juta barel per hari pada tahun 2029.
“Presiden Prabowo menginstruksikan bahwa pada tahun 2029, produksi minyak harus mencapai setidaknya 900 ribu barel per hari hingga satu juta,” kata Bahlil saat berbicara pada Rabu (30/4/2025).
Dia menyatakan bahwa pada saat ini Indonesia tetap dihadapkan dengan tantangan besar berkaitan dengan produksi minyak.
Konsumsi minyak lokal mencapai kira-kira 1,5 juta barrel setiap harinya, sedangkan produksi pengangkatan minyak baru mendekati angka sekitar 600 ribu barrel per hari.
Untuk menggenjot produksi, Bahlil menegaskan perlunya terobosan besar.
“Pastinya hal tersebut memerlukan tindakan di luar norma-norma biasa. Perlu adanya pemikiran di luar kotak,” ujarnya.
Satu langkah nyata yang sedang digerakkan oleh pemerintah adalah mempercepat pembangunan lapangan-lapangan minyak dan gas yang sudah diteliti, meliputi proyek raksasa yang dijalankan oleh perusahaan energi dari Italia, ENI.
Proyek itu awalnya direncanakan untuk dimulai produksinya pada 2029, tetapi pihak pemerintah menginginkan percepatan sehingga diubah menjadi tahun 2028.
ENI diperkirakan akan memproduksi kira-kira 1.500 juta meter kubik gas alam serta 90.000 barrel cairan kondesasi setiap harinya.
Pihak berwenang selain ENI juga mendukung peningkatan produktivitas dari beberapa badan usaha lain seperti Pertamina, Medco, Mubadala, serta sekelompok kontraktor tambahan.
“Saya yakin Insya Allah semua tindakan kita ini dapat memenuhi harapan dari Presiden Pak Prabowo, termasuk peningkatan kualitas sumur-sumur ini yang sedang kita kerjakan,” ungkap Bahlil dengan penuh semangat.
Berkenaan dengan ekspektasi para Kontraktor Kontrak Kerja Sama (K3S), Bahlil mengungkapkan bahwa pihak pemerintahan tetap memelihara komunikasi serta menerima saran dari pemangku kepentingan di sektor minyak dan gas. Permohonan penting yang diajukan oleh K3S antara lain ialah penataan kembali aturan dan proses perizinannya.
“Bila kami terus membuat pengajuan izin menjadi lebih rumit, hal ini akan menghambat teman-teman K3S saat melaksanakan tugas mereka,” jelasnya.
Dia juga menekankan kepada para gubernur untuk tidak menghalangi proses perizinannya di wilayah mereka, sebab halangan dalam sistem administratif dapat menyebabkan penundaan dalam produksi secara langsung.
Bahlil memberikan contoh tentang usaha penambahan produksi di area operasi Pertamina Hulu Mahakam (PHM). Meski lapangan-lapangan minyak disana sudah termasuk tua, mereka tetap bisa menjaga dan mengangkat tingkat pengambilan minyaknya dari sebelumnya 200 ribu barrel per hari menjadi antara 400 sampai 500 ribu barrel setiap harinya. (Raynaldi Paskalis)