Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan bahwa beberapa perjanjian telah dicapai akibat pertemuan antara Presiden Prabowo Subianto dan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese di Istana Merdeka, Jakarta. Negara-negara tersebut bersepakat untuk memperkuat kolaborasi mereka yang selama ini telah berhasil dikembangkan.
Dalam pertemuan tersebut, Airlangga menyampaikan bahwa Prabowo berharap tercapainya persetujuan di bidang ekonomi, pertahanan, serta energi ramah lingkungan. Di samping itu, Prabowo juga menekankan pentingnya penguatan kooperasi antara ASEAN dengan Australia.
Dalam bidang ekonomi, Indonesia berencana untuk mengevaluasi ulang Kerjasama Perjanjian Partner Ekonomi Komprehensif (CEPA) dengan Australia setelah lima tahun pelaksanaannya saat ini. Pihak pemerintahan akan menyertakan aspek-aspek penting ke dalam perjanjian tersebut, mencakup masalah komoditas mineral kritikal.
“Target kita sekarang adalah menambahkan mineral kritis ke dalam perjanjian CEPAs,” ujar Airlangga, Kamis (15/5).
Menteri Koordinator Bidang Ekonomi menyatakan bahwa sejak perjanjian Kerjasama dan Perdagangan Bersama (CEPA) dengan Australia lima tahun silam, investasi di Indonesia telah meningkat mendekati 100 persen. Pihak pemerintah Republik Indonesia masih bertujuan untuk mendorong nilai perdagangan total dengan Australia menjadi lebih besar berkat kesepakatan CEPA yang sudah direvisi.
Pengurus lama dari partai politik Golkar tersebut menyebutkan bahwa dalam pertemuan antara Prabowo dan Albanese, mereka juga mendiskusikan tentang EV Ecosystem atau sistem kendaraan listrik. Prabowo mengungkapkan rasa terimakasihnya kepada Perdana Menteri Albanese atas dukungan Australia untuk memajukan sistem kendaraan listrik di Indonesia.
Pada saat ini, Indonesia telah memasukkan sebanyak 80 ribu ton litium dari Australia yang diproduksi oleh Kawasan Industri di Morowali. Kerjasama antara Republik Indonesia dengan Australia menunjukkan adanya potensi yang lebih luas dalam pengembangan energi ramah lingkungan serta teknologi berkelanjutan.
Di samping itu, pertemuan tersebut juga menyinggung tentang dukungan Australia untuk membantu Indonesia dalam mengakses Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTPP) serta masuk ke Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD).
“CPTPP kini dipimpin oleh Australia, serta mendukung keikutsertaan OECD. Kemudian nanti dalam beberapa sektor pasti akan ditranslasikan sesuai dengan kepentingan masing-masing,” ujar Airlangga.
Rapat antara Prabowo dan Albanese turut membahas potensi kolaborasi dalam area militer. Tambahan lagi, para pemimpin dari kedua negeri tersebut sepakat guna menguatkan hubungan mereka pada ranah pertanian dan usaha mikro, kecil, menengah (UMKM). Menurut pidato yang disampaikannya, Prabowo mengungkapkan bahwa pihaknya bersedia untuk membangun kembali kemampuan petani dengan tujuan agar hasil panen buah-buahan beserta industri perikanan dapat mencapai patokan perdagangan global, seperti hal-nya dengan Australia.