Seni Terapeutik: Pameran Kreatifitas dari Galeri Soemardja ITB
Seni Terapeutik: Pameran Kreatifitas dari Galeri Soemardja ITB

Seni Terapeutik: Pameran Kreatifitas dari Galeri Soemardja ITB

 

,


Bandung

– Puluhan
karya seni
sebagai terapi dipamerkan di
Galeri Soemardja
ITB mulai dari tanggal 2 sampai 7 Mei 2025. Dengan tema Minggu Kepedulian Bipolar dengan Terapi Seni, acara ini mencakup pula rangkaian diskusi panel, kompetisi debat, seminar tentang penanganan gangguan mental pada anak dan remaja, pertemuan bagi-bagi pengalaman dalam menangani perundungan di sekolah, serta launching alat pendeteksi online untuk masalah kesehatan jiwa pada siswa dan mahasiswa.

Pameran Kreativitas Seni dari Hasil Ciptaan Mulai Tahun 2021

Menurut Ketua Panitia, Ira Adriati, pameran yang memperlihatkan hasil-hasil kerajinan seperti gambar, lukisan, dan kolase tersebut dibuat oleh para warga setempat yang telah dilatihnya agar dapat berkreasi melalui aktivitas seni sebagai bentuk terapi. Dalam periode waktu antara tahun 2021 sampai saat ini, Ira selaku dosen pada Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB dengan spesialisasi di bidang Estetika serta Ilmu Pengetahuan tentang Seni, turut membimbing para narapidana wanita di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Sukamiskin Kota Bandung yang sebelumnya terjerat kasus penyalahan obat-obatan terlarang atau narkoba.

Karya lainnya berasal dari para pasien suatu klinik kesehatan jiwa di Soreang, Kabupaten Bandung, dan selanjutnya adalah hasil dari anak-anak yang menjadi korban gempa di Sumedang. Seni sebagai
terapi
Menurut dia, kegiatan ini dapat dijalankan oleh siapa saja tanpa memerlukan kemampuan istimewa tertentu sebab bersifat terapeutik atau bertujuan membantu proses pemulihan dari suatu penyakit. “Menciptakan kesenian melalui proses kreatif merupakan cara penyembuh, serta menambah kualitas hidup dan menjadi sarana komunikasi,” ungkapnya saat wawancara.
Tempo
, Sabtu 3 Mei 2025.

Bukan Dinilai Berdasarkan Nilai Estetika

Menurut Ira, seni tidak hanya dilihat dari segi estetika untuk mengukur kesuksesannya dalam terapi, tetapi juga proses menciptakan karya sendiri dapat membantu meningkatkan kondisi emosional seseorang. Pada acara tersebut, ditampilkan pula hasil kerajinan tangan anak-anak dengan kebutuhan khusus seperti batik dingin Gutha Tamarind yang memanfaatkan asam jawa sebagai alternatif pembatas warna alih-alih menggunakan lilin cair, serta lukisan-lukisan pada tas belanja. Acara ini diselenggarakan oleh ITB bekerja sama dengan Biro Kesejahteraan Rakyat Provinsi Jawa Barat dan seorang psikiater dari Rumah Sakit Jiwa Ruang Empati.

Hari
Bipolar
Hari Sedunia yang dirayakan setiap tanggal 30 Maret berhubungan dengan hari lahir sang maestro lukisan Vincent van Gogh pada tahun 1853. Van Gogh dilaporkan memiliki kondisi bipolar atau masalah kesehatan jiwa lainnya, biasanya ditunjukkan oleh perubahan mood ekstrem. Perayaan ini serentak disambungkan dengan Hari Pendidikan Nasional 2 Mei untuk menciptakan interseksi maknawi. Menurut Ira, “Ini bertujuan untuk memperkuat betapa vitalnya pendidikan, rasa simpati, serta pemahaman tentang kesejahteraan psikologis dalam sistem pendidikan dan lingkungan sosial kita, bahkan bisa diperluas hingga lewat lensa seni.”

Berbagai program menyertai pesta tersebut.
pameran
Yang buka tiap harinya mulai jam 08.00 sampai 16.00 WIB. Selepas sesi diskusi dewan ahli dan debat mahasiswa dalam dua hari pertama, pada hari ketiga yakni Minggu, 3 Mei akan ada sesi tanya-jawab tentang gangguan kesehatan jiwa pada anak dan remaja, cara menangani bullying di antara siswa, serta pembicaraan mendidik soal autisme. Di hari berikutnya terdapat acara launching penilaian online untuk masalah kejiwaan dan perilaku para remaja, termasuk juga isu-isu yang berkaitan dengan kondisi kesejahteraan mental mahasiswa.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *