– Menteri Sosial Saifullah Yusuf sedang mengkaji kembali rancangan Gubernur Jawa Barat Kang Dedi Mulyadi (KDM), di mana program Keluarga Berencana (KB) akan digunakan sebagai syarat bagi warganya mendapatkan bantuan sosial (bansos) serta beasiswa. Walaupun konsep tersebut memiliki niat yang baik, ia merasa penting untuk melakukan evaluasi lebih lanjut terhadapnya.
“Kita tak dapat memaksakan hal itu secara mendadak. Oleh karena itu, kami akan meninjau dan menganalisisnya lebih dahulu,” katanya saat berada di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta pada hari Rabu sore (1/5).
Gus Ipul mengatakan bahwa banyak gagasan Dedi Mulyadi yang menarik. Salah satunya adalah bagaimana penerima bantuan sosial dapat berpartisipasi dalam penanganan limbah dengan turut serta membersihkan lingkungan sekitarnya.
“IDEA tersebut sungguh luar biasa. Namun jika dihubungkan dengannya (vasektomi), kami secara jujur mengakui bahwa masih perlu melakukan penelitian lebih lanjut,” ungkapnya.
Dalam akunnya, terdapat berbagai cara untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta mendukung timbulnya keadilan. “Ada banyak jalan yang tersedia. Oleh karena itu, saya harus tetap belajar lebih lanjut,” tandasnya.
Sekarang ini, KDM merencanakan agar partisipasi dalam program Keluarga Berencana menjadi persyaratan bagi warganya untuk mendapatkan dukungan yang mencakup bea siswa sampai dengan beragam bentuk bantuan sosial dari pemerintah daerah.
Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa bantuan pemerintah, baik yang datang dari provinsi maupun lainnya, tersebar secara merata tanpa hanya fokus pada satu keluarga saja.